슈퍼주니어

Ini FF murni bukan kreasi aku sendiri . Aku hanya mencopy-paste FF ini dengan ijin sepenuhnya dari sang pemilik . Don’t BASH !

**

The Code of Vulgar

Pairing : Minho x Taemin

Genre  : NC

Author : RedBlood

Aku membutuhkan beberapa waktu untuk mengorientasi diri, untuk mengingat-ingat kembali di mana aku berada, mengapa kepalaku berdentam-dentam, lalu, setelah berguling dan menyadari sisi ranjang di sebelahku sama sekali tidak ditiduri, aku semakin mual. Aku ingat Minho belum pulang semalam, dan kelihatannya juga tidak pulang sama sekali.

Jantungku mulai berdebar2, dan rasa  mual melanda saat aku menggeleng2 untuk menjernihkan pikiranku, mencoba menelaah apa yang telah terjadi. Kemudian aku mendengar suara2 di dapur. Suara piring dan alat2 makan beradu. aku mengenakan sweaterku, lalu dengan sebelah tangan memegangi kepala untuk mencegah sakit kepalaku bertambah parah oleh suara2 ramai itu, perlahan2 aku menuju dapur.

Aku berdiri diam2 di ambang pintu, mengawasi Minho. Bertanya2 apa yg hrs kulakukan sekarang, apa yg harus kukatakan.

Ia bersenandung sendiri sambil sesekali melihat oven, dan di buffet di dekatnya terdapat nampan kayu yg sudah di siapkan untuk menghidangkan sarapan dua org. diatasnya ada sepiring 2 potongan kue tart yg aku beli khusus untuknya kemarin. Dan dua gelas kopi yg terlihat ada kepulan asap di atasnya menandakan kopi itu baru dituangkan panas2.

Ada apa ini? Aku diam saja selama beberapa waktu. Aku Cuma bersandar di ambang pintu, mengawasinya, dan setelah beberapa lama Minho menoleh dan terkejut melihat aku.

“hai, kau sudah bangun” sapanya sambil menghampiri dan menciumku. Tapi aku tidak bisa berpura2 semuanya oke ketika aku yakin keadaannya tidak begitu. Aku merasa ia telah menodai kepercayaanku, karena itu aku berpaling sehingga ciumannya mendarat di pipiku.

“maafkan aku” ujarnya. “ aku menyesal tentang tadi malam”

“apa yang terjadi?” bahkan aku terkejut mendengar betapa dingin nada suaraku. Betapa ketus. “ dari mana saja kau?”

“teman2ku mengajakku makan untuk merayakan hr ulang tahunku, aku tdk bs menolak dan kupikir aku bisa pulang sebelum sore. Tp ayahku meneleponku untuk datang kerumahnya krn ibuku sudah menyiapkan makanan untuk merayakan hr ulang tahunku juga”

“kenapa kau tidak menelepon, setidaknya memberitahukan di mana kau berada?” nada suaraku lebih mirip keluhan, dan aku harus ingat untuk lebih bersikap marah. Bukan memohon.

“maaf aku tdk bs menghubungimu krn batre hpku habis”

“memangnya di rumahmu tidak ada telpon?” ujarku jengah.

“terjadi sesuatu, dimana aku terlalu frustasi dan emosi sehingga aku tdk sempat menghubungimu. Dan aku sedang tidak ingin menjelaskannya sekarang” ucapnya sambil memalingkan wajahnya dan menatap dingin lantai. Dan aku juga hari ini tidak begitu berniat mendengar apa yg terjadi padanya. aku terlalu kesal.

“aku pikir kau kecelakaan atau apa? Krn kau sama sekali tidak bisa di hubungi. Padahal kau sudah janji?”

“aku menyesal sekali, Taemin. Aku tidak mengira kau sekhawatir itu. aku pikir kau mungkin hanya kesal krn aku mengingkari janji dan lalu tertidur nyenyak”

“aku tidak menyangka kau seegois itu, kau tahu aku terus menunggumu, menyiapkan segalanya untuk merayakan hari ulang tahunmu” hati2, hati2. Aku tidak boleh terlalu marah, karena baru pertama kali ini aku punya pacar sungguhan, dan coba lihat betapa kerennya dia. Kalau aku mengumbar emosi, bisa2 aku membuatnya takut, dan kalau itu sampai terjadi, apa yang akan terjadi pada diriku?

“Taemin, aku minta maaf. Kau benar, aku betul2 egois. Tapi itu tidak akan terjadi lagi. Aku janji” Minho tampak menyesal, sepertinya ia sungguh2 dengan ucapannya, dan tampangnya yg sedih itu begitu meluluhkan, seperti bocah kecil, begitu tak berdaya dan tampan. Aku memutuskan untuk memaafkannya. Apalagi yg bisa aku perbuat?

Aku tahu, mungkin tidak seharusnya aku memaafkannya. Seharusnya aku membuatnya merasa lebih bersalah. Namun alasannya cukup masuk akal asal aku tidak berusaha menyelidiki lebih jauh, dan aku tidak mau melakukannya. Aku ingin percaya padanya. meskipun kenyataannya semakin lama semakin banyak masalah yg mewarnai hubungan kami, aku ingin berpura2 segalanya berjalan dengan seharusnya, coba lihat kami; kami begitu sempurna bersama. Kami adalah pasangan sempurna. Dan aku bersaing dengan ratusan wanita untuk mendapatkannya. Padahal aku cowok.

Oke. Dia cowo. Aku cowo. Dan dia adalah idola di sekolahku. Dia sangat tampan, banyak wanita memujanya bahkan aku tersengat aliran pheromonenya. Awalnya aku tidak begitu memperhatikannya sampai suatu ketika dia tidak sengaja menabrakku dan kami saling bertatap muka dan aku terjerat oleh mata hitam pekatnya.

Lalu aku memegang kepalaku krn pusing yg masih menderaku.

“minumlah, mumpung masih hangat” ujarnya lembut sambil menyodorkan segelas kopi yg tadi ada di atas nampan.

“thanx” aku meminumnya.

“apa kau hendak menghabiskan seluruh minuman bir di kulkas?” serunya heran dan memandang tempat sampah yg penuh dgn minuman kaleng.

“kau tahu, menunggumu tanpa tahu kau dimana dan tidak bisa di hubungi, mmbuatku cukup frustasi”

“iya, iya, maafkan aku. Kau maukan memaafkanku?” menatapku memohon. Matanya itu benar2 membuatku luluh lantah.

“oke” ujarku sambil mengangkat bahu.

“oke?” wajahnya berbinar. “ apa itu berarti aku dimaafkan?”

“kukira begitu”

“astaga aku mencintaimu Taemin” ujarnya sambil memelukku dan menciumku di leher, zona panas yg ia tahu akan membuatku merinding sampai ke tulang belakang.

Aku bersandar ke tubuhnya, mencium baunya, merasakan kulit bibirnya yg basah mengecup lembut pipiku, dan perlahan2 aku mengizinkan diri untuk lebih nyaman. Minho membelai punggungku dan aku tidak bisa menahan erangan yg terlontar dari mulutku. Lalu kami berdua merosot dari dinding dapur ke lantai, dan segera saja sarapan terlupakan, suara yg terdengar di dapur hanya rintihan pelan dan erangan nikmat kami.

Aku duduk di pangkuannya. Mulai melepas sweaterku. Kurasakan bibirnya bergerilya mencium, menghisap titik area2 sensitif tubuhku yg sudah dia hapal sepenuhnya. Tubuhku bergetar pelan dan naik turun menikmati setiap sentuhannya. Kurasakan tangannya mulai menggosok2 milikku yg sudah menegang. Dia menciumku, melumatku. Menggigit lembut lidahku dan menariknya keluar agar dia bisa bermain dengan lidahku di luar mulutku. Dan aku membalasnya menjilati area bawah lidahnya lalu lidah kami berputar liar, kemudian dia menekap wajahku menarik lembut agar wajah kami lebih dekat dan mendorong lidahnya dan lidahku masuk kedalam mulutku. Sesekali aku menengadah untuk bernapas kemudian dia menarik wajahku lagi menciumku lebih dalam memainkan lidahku dgn lidahnya. Membuatku sesak tak bisa bernapas.

“kau tahu, di banding bersama teman2ku dan keluargaku. Aku lebih senang menghabiskan waktu bersamamu. Aku benar2 menyesal” ucapnya berbisik sambil menatap wajahku.

“yah, sangat di sayangkan. Padahal aku membelikanmu obat perangsang agar kita bisa gila2an bercinta untuk merayakannya” godaku tersengal2.

“apa?” tanyanya tak percaya.

“aku bercanda” aku tersenyum jail.

“bercandamu cukup membuatku bergairah, sayang obat itu tidak benar2 ada” ucapnya pura2 menyesal.

“kita bisa merayakan dan bercinta gila2an tanpa hal semacam itu”

“kau yakin?”

“anggap saja itu hadiah ulang tahunmu, aku akan menservice dan memuaskanmu”

“kau tidak pernah tidak memuaskanku, kau selalu memuaskanku Taemin” kemudian dia menarik kepalaku dan menciumku lagi. Aku segera melepasnya mendorong tubuhnya. Aku berlutut di depannya dan menunduk, dan mulai menjilati dan mengulum miliknya. Berselang beberapa menit kulihat miliknya yg sudah menegang keras. Aku pun beranjak dan hendak mendudukinya lalu membiarkan miliknya secara perlahan2 memasukiku. Aku mengerang. Dan Minho menggerakan pinggulnya membantuku.

“ah Minho!” erangku.

Aku mencengkram bahunya kuat2, untuk menopang tubuhku yg sedang bergerak naik turun dengan kecepatan berirama, aku menjerit dan mengumpat. Kemudian aku menengadah dan mencengkram lutut Minho yg berada dibelakangku, membusungkan dadaku dan memperlihatkan seluruh tubuhku yg bergairah padanya. dia mengerang liar, mencengkram pinggulku dengan kuat dan semakin mendorong cepat dan kuat pada tubuhku. Membuat tubuhku mengejang dan bergetar hebat karena nikmat yg tak terkatakan.

Aku membaringkan tubuhku membiarkannya sekarang yg menguasai tubuhku. Dia mendekati menciumku. Aku memeluknya, menyusuri otot2 punggungnya. Kurasakan hawa dingin lantai merayapi punggung yg telanjang, tapi rasa panas dari tubuhnya, menghangatkan tubuhku. Aku mencengkram apa saja yg ada di atas kepalaku. Mencengkramnya sekuat tenaga agar aku bisa menahan terjangan tubuhnya. Rintihan demi rintihan, erangan demi erangan keluar spontan dari mulutku.

Kulihat dia berhenti dan menggosok2 milikku. Beberapa menit kemudian aku menjerit tertahan. dan dia kembali menerjangku dan  beberapa menit kemudian dia mengerang puas.

“aku harap ini belum selesai? Aku harap kau menginap sehari lagi” ujarnya sewaktu ia berjalan ke kamar mandi.

“aku ingin menghabiskan sepanjang hari ini bersamamu” ia mengecup pundakku saat aku berjalan melewatinya menuju tempat tidur, telanjang.

“yah, anggap saja bayaran untuk kemarin krn kita tidak bisa merayakan bersama. Aku akan melakukan apa saja untukmu hari ini” senyumku jail.

“oke” sahut Minho sambil menutup pintu kamar mandi “ kedengarannya bagus. Aku mau mandi dulu sebentar saja”

Aku berbaring sambil melamun di tempat tidur, membayangkan setiap jengkal tubuh Minho. Bahkan hingga hari ini aku tidak pernah percaya bahwa Minho menjadi kekasihku, dia memilihku dari sekian wanita. Padahal aku seorang pria. Masa2 aku mengejarnya adalah masa2 paling mendebarkan, menggairahkan, melelahkan dan menyenangkan. Apalagi semua usahaku terbayar karena diterimanya cintaku. Rasanya seperti mimpi.

Kemudian aku mengingat kembali saat pertama kali aku jatuh cinta padanya.

***

Aku ingin sekali punya pacar, tapi semua wanita yg dikenalkan padaku tidak ada satupun yg memikatku. Aku juga heran dan kesal pada diri sendiri, ingin punya pacar tapi kenapa begitu tidak bergairah melihat wanita. Apa aku homo? Tiba2 aku menampar wajahku. Menghilangkan pikiran konyolku itu.

“hei, Minho awas!”

Aku tidak tahu apa yg terjadi saat mendengar teriakan, aku tidak sempat mendongak dan tahu2 sebuah tubuh menimpaku dan kami berdua jatuh ke lantai.

“sakit” pekikku.

“ah maaf” seru suara yg menimpaku. Aku menatap wajahnya. Dan tiba2 hatiku berdebar keras. Seorang gadis cantik berambut panjang dan matanya yg tajam berwarna hitam pekat seperti menghisapku membuatku tak berdaya.

“Minho jangan main2 dengan properti untuk drama, nanti kalau rusak bagaimana?” tiba2 gadis cantik di hadapanku lenyap seketika, saat seseorang menarik rambutnya dan terlepas. Aku hanya bengong menatapnya.

“aduh Key sakit” teriaknya sambil mengelus2 rambut cepaknya.

“hei kau tidak apa2?” dia beralih lagi padaku. Kemudian aku mendorongnya keras.

“kau keterlaluan” lalu aku berlari meninggalkannya. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku bertindak seperti itu. tapi rasanya dadaku sakit.

_______________________________

Dan entah sejak kapan aku mulai memperhatikannya. Aku tahu dia adalah idola di sekolahku, apalagi dia seorang pemain basket yg terkenal hebat dan sudah menyumbang beberapa kejuaraan berkat keahliannya. tapi aku dulu tidak begitu berminat. Karena dia cowok. Tapi sejak aku bertemu dengannya saat itu, aku jadi terus memikirkannya apa lagi dia ada dimana2, selalu muncul di hadapanku. Yah tentu saja kitakan satu sekolah.

aku pun memutuskan untuk menyatakan cinta padanya hari ini. Aku menunggu di halaman belakang hampir 20 menit lamanya, memegang dadaku yg tak henti2nya berdebar. Dan dapat kurasakan wajahku memerah panas. Kemudian dia muncul di hadapanku. Menoleh kekanan dan kekiri lalu menatapku, kemudian menoleh kekanan kekiri lagi.

“maaf, apa ada murid perempuan yg datang kesini?” tanyanya ragu. Aku pun menggeleng pelan. ternyata dia pikir yg memanggilnya kesini adalah seorang perempuan. Dan entah kenapa aku sedikit takut, bagaimana reaksinya bila dia tahu bahwa yg memanggilnya seorang pria.

“ooh, ya sudahlah. Mungkin dia tdk datang” diapun beranjak pergi. Tapi aku segera menarik lengannya, tanganku bergetar hebat dan tidak berani menatapnya.

“hei, ada apa? Kamu kenapa?” tanyanya heran.

“aku,,” ucapku tercekat “ akulah yg memanggilmu” dengan segenap kekuatan, aku bisa menarik melepas tanganku dengan berat dari lengannya, terus menunduk malu. Dia hanya menatapku bingung.

“aku su.. su.. aku suka padamu Choi Minho” teriakku. Membungkuk padanya. Bahkan aku tidak percaya bahwa itu suaraku.

“eh?”

Aku langsung bangkit, menatapnya. “ aku tidak mengharapkan kau membalasnya, aku.. aku hanya.. aku…” mataku merebak, dan mulai kurasakan butir2an air mataku mengalir di pipiku. “maafkan aku” lalu aku langsung berlari meninggalkannya.

________________________________

Sejak aku menyatakan cinta padanya, Minho mulai sering melihatku, lebih bisa di bilang melirikku. Yah, tentu saja dia melirikku bukan krn dia memiliki perasaan padaku tapi pasti dia bingung dan takut padaku. Dia pasti memandangku was2 dan berusaha menghindariku. Aku mengerti aku tidak akan sakit hati pada sikapnya itu.

Terkadang ada rasa penyesalan, kenapa aku menyatakan cinta padanya. aku jadi tidak bisa memandangnya diam2 lagi, bahkan sekarang Minho jadi mengenalku. Padahal selama ini mungkin dia tidak tahu siapa Lee Taemin itu.

Aku memutuskan untuk istirahat dan memakan bekalku di halaman belakang sekolah. Saat hendak aku berbelok aku melihat sepasang murid sedang berciuman. Tubuhku diam kaku tidak dapat bergerak memandang pasangan yg sedang bermesraan itu. aku memutuskan melangkah mundur perlahan kemudian berpaling dan lari. Tapi tiba2 aku menabrak seseorang.

“aduh sakit” keluhku sambil mengusap2 kepalaku yg terkena hantaman badan dari seseorang yg tadi aku tabrak.

“maaf aku tadi..” aku langsung menunduk minta maaf. Dan berniat langsung pergi dari sini.

“Minho?” teriak suara seorang perempuan. Tubuhku merenspon mendengar namanya. Lalu mendongakan kepalaku dan kutatap org yg tadi ku tabrak. Kurasakan tubuhku lagi2 kaku dan mengejang tidak dapat bergerak. Aku bingung dan salah tingkah harus bagaimana. Tapi sepertinya Minho tidak memperhatikan gelagatku. Tatapannya lurus di belakangku. Wajahnya kaku, dan tatapan matanya menyiratkan amarah yg sangat besar.

“Minho, jangan salah paham, dia tiba2 menciumku” kata suara perempuan di belakangku.

Minho hanya berbalik dan pergi. Dan perempuan itu melesat dari belakangku mengejarnya.

aku benar2 berada di tempat dan waktu yg salah. Kenapa aku harus menyaksikan hal semacam ini? Dan perempuan itu, apakah pacarnya? Rasanya tidak aneh bila orang sepopuler dia punya pacar. Tiba2 rasa cemburu menjalar di hatiku. Padahal aku sudah di tolak, walau dia tidak mengatakannya secara langsung. Tapi kenapa aku harus cemburu? Mungkin bukan cemburu tapi rasa iri krn aku tidak akan pernah bisa memilikinya. Dan perempuan itu telah memilikinya.

____________________________

Aku berlari menerjang hujan deras, aku memutuskan pulang hujan2an dari sekolah krn hujan tak kunjung reda sedangkan langit semakin gelap menandakan malam akan segera tiba.

Aku pun tiba di jalan tempat gedung kostku berada. Aku pun terus berlari, dan kulihat seseorang sedang duduk di tangga menuju kamar kostku. Aku menatapnya tak percaya. Aku diam berdiri tidak berani bergerak. Aku diam menatapnya dalam hujan, tidak bergeming, tidak tahu harus menyapanya, atau melewatinya begitu saja ke atas pura2 tidak kenal.

Dia mendongak dan terkejut melihatku.

“apa kau mengikutiku?” tanyanya curiga. Aku menggeleng pelan.

“lalu kenapa kau ada disini?”

“aku tinggal disini, kamarku ada di lantai dua” bisikku pelan tenggelam dengan suara hujan yg menderu keras. aku tidak tahu apakah dia mendengarnya atau tidak.

“eh? Ooh begitu” ujarnya “ lalu kenapa kau berdiri terus di situ, akukan tidak menghalangi, masih ada jalan” melirik sekilas jalan setapak di tangga tempat dia duduk.

“boleh aku Tanya satu hal padamu”

“apa?” tatapnya ragu.

“apakah perempuan yg sedang ada di belakang halaman sekolah tadi itu pacarmu?” aku tahu, percuma bertanya seperti itu, karena seandainya perempuan itu bukan pacarnya, aku tetap tidak punya kesempatan untuk memilikinya. Tapi aku tetap ingin tahu. Karena dadaku terasa sesak sejak kejadian itu. dan aku ingin mendengarnya langsung dr dirinya.

“kalau yah, kenapa?” aku hanya diam menggeleng.

“hei, kalau terus berdiri di tengah hujan seperti itu kau bisa sakit” serunya.

“dia bohong tentang dia di cium tiba2, aku melihatnya, aku.. aku” kenapa aku tidak tutup mulut saja. Pergi ke atas tanpa mencampuri urusan hubungan cinta org.

“aku tahu” aku mendongak menatapnya. Dan kulihat wajahnya yg menatapku dgn tatapan terluka.

Aku tidak tahu setan apa yg merasukiku, aku berlari ke arahnya, tangan kiriku menarik kerah bajunya dan tangan kananku meraih wajahnya dan aku menciumnya. Kurasakan wajahnya menegang krn shock, bahkan kurasakan alkohol dalam mulutnya. Dia mabuk. Aku melepas ciumanku.menatapnya. dan segera ku palingkan wajahku krn malu. Dan tersadar bahwa aku melakukan hal paling gila yg pernah kulakukan seumur hidupku.

“maafkan aku” aku beranjak dan hendak naik ke atas. Tiba2 dia meraih lenganku. Aku menoleh padanya.

“boleh aku berteduh sebentar di tempatmu?” aku menatapnya tajam tak percaya. Apa dia gila? Aku yg seorang pria ini baru saja menciummu! Dan kau bertanya ingin berteduh di tempatku? Dia benar2 mabuk. Pikirku.

“apa kau serius?”

“apa aku terlihat seperti sedang bercanda?” dia mendongak menatapku tersenyum putus asa.

Apa dia begitu mencintai wanita itu, dan begitu sakit hati krn org yg dia cintai ternyata mengkhianatinya. Yah tentu saja. Tapi kenapa harus aku yg terlibat dalam kondisi semacam ini. Melihatnya yg begitu terluka krn dikhianati membuatku sedih.

“tapi kamarku sempit dan berantakan” kataku basa basi. Pasrah.

____________________________

Aku membuka kamarku dan mempersilahkan dirinya masuk. Dia pun masuk. Saat aku mengunci pintu, kusadari kami hanya berdua dikamar. Jantung berdebar keras. Aku menarik napasku dalam2 lalu berbalik.

“aku mandi dulu yah, kau..” belum sempat aku menyelesaikan kata2ku, Minho mendorongku ke pintu. Wajahnya mendekati wajahku menatapku dingin. Kurasakan bau alkohol dari mulutnya. “Minho?” jantungku berdebar makin kencang. Aku tidak bisa menghindar dari tatapan mata hitam pekat miliknya. Mata hitam pekat yg telah membuatku jatuh cinta padanya.

Tiba2 bibirnya mendarat di bibirku. Aku mendorongnya.

“Minho! Apa yg kaulakukan?” teriakku parau.

“kau bilang kau mencintaiku kan?” dia menatapku tajam, seolah2 siap menerkamku kapan saja. Kurasakan Bulu kudukku meremang.

“kau menginginkanku kan?” kata2 itu sungguh menusuk hatiku.

“kau mabuk Minho” bisikku takut.

“aku tidak mabuk, dan aku sadar kau menciumku di tangga tadi” wajahku terasa panas seperti habis di tampar dengan keras dan telak.

Aku diam membeku tak bisa bergerak. Rasa dingin krn bajuku yg basah kuyup mulai merayapiku. Menusuk2 setiap rongga kulitku. Aku gemetaran, aku tidak tahu apakah gemetar krn dingin atau karena dirinya.

Dia menciumku lagi. Tubuhku dan otakku terlalu lelah untuk menolaknya. Kalau boleh jujur; yah, aku menginginkannya, sangat menginginkannya. Menjadi kekasihnya mungkin hal yg mustahil, tapi saat ini dia di depan mataku, menciumku. Dan ini nyata bukan mimpi. Apalg yg aku harapkan.

Aku pun pasrah dan membalas ciumannya. Kami saling melumat. Walaupun ini ciuman pertamaku tapi rasanya semua berjalan di luar kehendakku, aku mengikuti apa yg dia lakukan, merenspon setiap serang2an yg berlangsung di bibirku dan dalam mulutku. Sesekali aku melepasnya untuk bernapas lalu dia menciumku lg.

Lalu dia menarikku ke dalam kamarku, seperti kamar ini adalah miliknya. Menghempaskanku ke tempat tidurku. Kemudian dia menindihku menciumku lagi. Sambil membuka kemejanya dan baru kali ini aku melihat tubuhnya yg telanjang, dadanya yg bidang, kencang tampak seksi dan menggairahkan. Sesaat aku terpana. Kemudian dia membuka kemeja milikku. Dia menciumku lagi dan mulai mencium leherku, dadaku dan berhenti di area pink yg mencuat krn tegang. Dia menjilat dan menghisap dengan rakus. Membuatku mengerang. Aku terkejut sendiri krn mengeluarkan suara itu. aku malu sekali. Lalu dia turun kebawah membuka celanaku, dia tiba2 terdiam memandangi milikku yg sudah berdiri tegang. Dia menatapku.

“hei, kalau kau bercinta dengan cowok, apa saja yg kalian lakukan?” tanyanya datar.

Aku kaget mendengar pertanyaanya.

“aku tidak tahu, ini pertama kalinya aku bercinta” seruku pelan.

Dia menyipitkan matanya. Dan dahinya mengernyit, Terkejut mendengar pernyataanku.

“maksutnya pertama kali bercinta dengan pria?”

“aku belum pernah bercinta dengan pria dan wanita” bisikku malu.

Dia menatapku, mencermatiku.

“lalu aku harus bagaimana?”

“mana aku tahu, kan kau duluan yg mengajak” seruku jengkel.

Lalu dia menatap milikku, menyentuhnya, aku merintih pelan. dia menatapku lagi. Kemudian dia mulai mengelus2nya, aku menggigit bibirku menahan suaraku.

“kau tidak perlu menahan diri, lepaskan saja suaramu” dia mulai menggosok2 milikku dan seperti yg dia katakan aku tidak menahan suaraku. Aku mendesah.

“wajahmu mengesankan, sungguh cantik. aku sampai lupa kalau kau adalah seorang pria” aku tidak tahu apakah aku harus senang atas yg dia pikir pujian, krn dia mengatakan aku cantik. Aku inikan cowok.

Kemudian dia membalikan tubuhku. Kurasakan sesuatu yg hangat dan keras memasukiku. Aku menjerit keras. “sakit!” teriakku.

Dia berhenti. “ kau tidak punya “pelumas” seperti wanita, makanya sakit” kemudian kurasakan sesuatu yg basah dan hangat menjilati area yg tadi akan dia masuki. Aku mengerang. Selang beberapa menit dia mulai memasuki jari2nya satu persatu, membuatku mendesah tak terkendali.  Kemudian kurasakan miliknya lagi mencoba untuk menerobosku, aku menjerit sekali lagi. “sakit!”

“relax Taemin” bisiknya. Dia terus menerobosku tanpa ampun. Tubuhku mengejang menahan sakit, tapi juga nikmat yang membuatku mengerang dan menjerit2 liar.

“Minho sakit, hentikan aku mohon” rasa sakit dan perih mulai menjalar tubuhku tp Minho terus menerjangku dengan ganas. Dan aku melihat wajahnya dalam keremangan. Wajah dingin, hampa dan amarah dalam matanya. Dan hatiku terasa sakit. dia sedang melampiaskan amarahnya pada tubuhku yg tak berdaya, menghancurkan hatiku, membuatku menangis. “Minho sakit!” isakku pelan.

Beberapa jam kemudian. Dia jatuh terkulai disampingku. Memunggungiku. Dan aku menatap hampa atap langit kamarku, tubuhku terlentang lelah, telanjang. Aku menekap mulutku dengan kedua tanganku. Menangis.

__________________________

Saat aku terbangun, dia sudah tidak ada di kamarku. Aku beranjak duduk, dan kurasakan rasa sakit luar biasa di pantatku. Dan membuatku mengingat2 apa yg terjadi tadi malam. Aku langsung menjerit menangis, menangisi kebodohanku, menangisi perasaan cintaku, menangisi tindakannya padaku, menangisi nasibku yg menyedihkan.

Sebenarnya aku malas pergi ke sekolah, tapi rasanya lebih tersiksa berada di kamarku dimana kamarku baru saja menjadi tempat kenangan terburuk yg tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.

aku memutuskan untuk berdiam diri di kelas saat istirahat. Aku tidak mau bertemu dengannya.

“hei, Minho!” teriak teman sekelasku. Jantungku terasa mau melompat keluar krn kaget.

“hei, Ayam!” tubuhku terpaku menatapnya saat dia memasuki kelasku. Kurasakan tubuhku bergetar hebat. Aku berusaha mencari buku yg bisa menutupi wajahku. Tapi karena tegang dan tanganku yg terus bergetar aku malah menjatuhkan buku2 dan kotak pensilku yg terbuat dari besi berdentang keras saat membentur lantai. Dan sialnya barang2ku jatuh di jajaran tempatnya berdiri. Aku panik. Tanpa berani menatapnya aku langsung jongkok dan mengambil buku2 dan alat2 tulisku yg berhamburan  di lantai.

“hei, Taemin kau mengagetkanku saja” seru Onew teman sekelasku yg tadi dipanggil Ayam oleh Minho.

“maaf” seruku parau. Tanganku tak henti2nya bergetar, aku menaruh, menumpuk buku2ku diatas mejaku, kemudian kotak pensilku, saat aku hendak menutup kotak pensilku entah kenapa sebuah pensil terpental keluar dan terjatuh ke meja membuatku tergesa2 menangkapnya dan tanpa sengaja buku2 yg td kutumpuk tersenggol dan jatuh berhamburan lagi, dan kotak pensilku tadi terlepas dari tanganku dan lagi2 terdengar suara dentangan keras.

Seisi kelas menertawakanku “ ckckkck, Taemin kau ini knp sih? ceroboh sekali hari ini” ujar teman sekelasku. Aku ingin tersenyum bercanda seolah2 kecerobohanku memang suatu hal yg lucu. Tapi yg ada malah sebaliknya. Kurasakan mataku merebak dan tak terbendung lagi, aku ingin menangis. Aku pun berlari keluar.

Aku terus berlari menaiki anak tangga, hingga akhirnya aku tiba di atap sekolah. Aku langsung jatuh terduduk. Menundukkan wajahku lalu menangis.

Cinta yang tak terbalaskan memang menyakitkan, tapi ketika cinta itu di manfaatkan untuk di jadikan pelampiasan karena dia sedang terluka rasanya lebih menyakitkan. Karena sentuhannya begitu nyata, tatapan matanya tertanam jelas di pikiranku. Aku harus bagaimana? Melupakan karena ditolak lebih mudah, tapi melupakan bahwa kami pernah bercinta? Rasanya aku ingin mati saja.

_________________________________

Dengan langkah gontai aku pergi menuju sekolah keesokan harinya, aku benar2 malas untuk pergi ke sekolah, apalagi setelah kejadian kemarin yg cukup memalukan. tapi aku tidak bisa berdiam diri dikamar, bahkan aku tidak bisa tidur beberapa hari ini. Benar2 membuatku frustasi.

Saat hendak memasuki gerbang sekolah, aku melihat pacar Minho pergi ke arah belakang gedung sekolah, aku tidak tahu kenapa aku ingin mengikutinya. Mungkin saja dia bertemu dgn Minho atau mungkin dgn pria lain. Lalu kalau memang begitu, aku mau apa?. Aku terus mengikutinya. Dan kulihat dia menemui seorang pria yg sepertinya pria yg pernah aku lihat ketika memergoki mereka berciuman. Mereka mengobrol mesra, lalu pria itu menciumnya dan pergi kearah yg berlawanan  dariku. Sedangkan pacar Minho pergi ke arahku. Aku terdiam kaku. Dia melihatku terkejut lalu menghampiriku.

“hei, kau yg waktu itukan?” tanyanya menyidik. Aku diam.

“kau mengikuti aku yah?” aku tetap diam. “kau suka padaku?” Tanya genit dan mendekati wajahnya padaku.

“hmm, klo diliat baik2 wajahmu lumayan manis juga” dia menyentuh wajahku.

“aku.. aku..” aku mundur selangkah, memalingkan wajah.

“wah, wajahmu yg malu2 itu imut sekali” dia menggodaku, mendorongku ke dingding. Meraih wajahku, menciumku. Membuatku shock.

“sedang apa kalian?” kami berdua segera melepaskan ciuman kami dan memalingkan wajah kami ke arah suara itu datang dan kulihat Minho sedang berdiri bersandar di dingding menatap tajam padaku.

Gawat, dia marah padaku, dia pasti salah paham. Pikirku.

“Minho, dia duluan yg menciumku” seruku dan pacar Minho bersamaan. Lalu kami bertukar pandang.

Minho segera melangkah ke arah kami, terus menatapku geram. Bahkan pacarnya yg berlari ke arahnya dia lewati begitu saja. Dan terus melangkah cepat ke arahku. Aku takut, dan tidak bisa bergerak. Dia marah padaku, dia salah paham. Dia pikir aku mencium pacarnya.

“Minho, aku mohon kau jangan salah paham, aku.. bukan aku..” aku mundur selangkah. Dan menyilangkan lenganku di atas kepala karena takut Minho menghajarku.

Rasanya aku ingin sekali lari entah kemana. Betapa memalukan dan menyakitkan bila aku di hajar habis2an oleh org yg aku cintai. Tidak cukupkah dia sudah menghancurkan hatiku. Dan sekarang dia hendak menghancurkan tubuhku?. Aku mulai menitikkan air mata karena ketakutan. Tapi tiba2 lenganku di tarik olehnya. Dan membawaku pergi, kami melewati pacar Minho yg bengong melihat tindakan Minho.

“Minho, lepaskan. Kita mau kemana?” kataku tersengal2 krn dia menarikku dgn cepat mmbuatku harus berlari2 kecil untuk menyeimbangi langkahnya.

Dia membuka sebuah ruangan ganti klub basket. Menarikku masuk. Menutup pintu dan menghempaskanku kepintu. Dan terdengar suara klik  dipintu. Minho menguncinya.

”kenapa kau bisa bersamanya, bahkan kalian berciuman?” kurasakan napasnya yg menderu hebat di wajahku.

“Minho, bukan aku yg menciumnya!” memohon padanya untuk percaya.

“aku tahu, karena itu kenapa kau biarkan wanita jalang itu menciummu?”bentaknya.

Aku terdiam, berusaha untuk mencerna kata2nya. Dia bilang pacarnya wanita jalang? Apa aku tidak salah dengar?.

“Minho, maafkan aku, jangan marah padaku. Bukan aku yg menciumnya. Sumpah.” Kataku putus asa dan takut dgn tatapan marahnya.

“aku marah bukan karena kau menciumnya tp aku marah krn kau membiarkan dia menciummu”

“eh? Apa maksudmu?” aku bingung. Belum bisa mencerna kata2nya.

Minho membungkuk, mengangkat daguku sampai aku menatap lurus ke matanya. Tanpa keragu-raguan. Bibirnya mendarat di bibirku. Manis dan kuat. Dia menciumku. Apa ini mimpi. Choi Minho sedang menciumku?.

Mulutnya membuka mulutku. Tangannya melingkariku dan menarikku ke arahnya, dan napasku terhenti di tenggorokan. Tanganku merangkul lehernya. Menariknya. Aku begitu menginginkannya. Aku mau lebih lagi.

Kami saling melumat tak terkendali. Minho mulai mencium leherku.

“Minho, bagaimana kalau ada yg datang?” bisikku terengah2.

“aku menguncinya”

“lalu pacarmu?”

“dia bukan pacarku lg, kami sudah putus beberapa hari yg lalu”

Aku mendorongnya lembut, menatapnya.

“kau putus dengannya? Kenapa?”

“kenapa?” tanyanya balik sambil tertawa lirih.

“kau tau sendirikan, cewek seperti apa dia?” ada rasa muak dalam kata2nya.

“apa kau sedang melampiaskan kebencianmu padaku lg?” tanyaku sedih.

Dia menatapku. Sedikit lebih lembut.

“soal yg waktu itu, aku benar2 minta maaf, aku sangat menyesal” dia menunduk menatap lantai.

“dan soal cewek itu, sebenarnya aku berniat memaafkannya, dan saat hendak aku bersamanya, aku terus memikirkanmu, bahkan saat berciuman yg terbayang adalah wajahmu, bahkan aku tidak bisa bercinta dgnnya krn aku melihatmu di wajahnya”

Aku diam.

“ dan aku merasa marah krn cemburu saat dia menciummu tadi” dia mendongak, menyentuh bibirku, mengelus2nya dgn lembut.

“Minho, apa maksutnya? Apa kau.. kau” kataku2 tercekat.

“Taemin aku menyukaimu” dia tersenyum dan menciumku lagi.

***

Aku tersenyum2 sendiri di tempat tidurku, mengenang saat2 pertama kali kami jadian waktu itu. Aku mendengar Minho bersenandung di kamar mandi. Aku beranjak menuju kamar mandi. Masih telanjang. Ku buka pintu kamar mandi, dan sesaat memandang tubuhnya yg jenjang telanjang basah oleh air dr shower. Dia melihatku.

“ada apa?” tanyanya memandangku.

”sepertinya aku juga ingin mandi” aku tersenyum nakal padanya.

“kemarilah” ujarnya. Aku melangkah ke arahnya. Dan dengan segera dia menarikku ke bawah pancuran. Menciumku. Kemudian dia mengambil sabun dan menggosokkan sabun dengan lembut ke seluruh tubuhku dan merangsang saraf2ku. Kemudian dia membersihkan seluruh busa2 sabun itu dr tubuhku. Dia menciumku dan kurasakan tangannya mengelus2 lembut milikku. Aku pun mengerang. Dan tangan satunya menyusup kebelakang pinggulku, dan kurasakn jari2nya satu persatu masuk dalam diriku. Membuatku mendesah liar.

Dia membalikan tubuhku. Dan kurasakan miliknya menerobosku. Suara air shower, suara jeritan dan rintihan bergumul dan menggema liar di ruang kamar mandi.

“Minho..” erangku. Sambil memejamkan mata. Dan dia terus menerjangku.

Beberapa menit kemudian. Dia membalikan tubuhku. Mengangkat salah satu kakiku ke pinggulnya. Menerobosku lagi. Dan mendekatkan wajahnya padaku. Menciumku, melumatku. Rasa air dan ludah bersatu dalam mulutku. Tubuhku naik turun dan licin krn masih ada sebagian sabun dalam tubuhku. Minho menarik pinggangku. Merapatkan tubuh kami, dan saling bergesekan, rasa licin pada tubuh kami membuat seluruh saraf2ku menegang hebat.

Setengah jam kemudian, kurasakan rasa hangat merebak dalam tubuhku. Dan disusul beberapa detik kemudian dengan milikku yg menyembur mengenai tubuhnya. Dia mengelap dengan jari2nya. Lalu kemudian sambil menatapku liar dia menjilati jari2nya. Dan mendekati wajahku menciumku. Lidahnya menjilati lidahku, menghisapnya.

“Minho, spertinya kita harus mandi lagi,, tapi sepertinya aku terlalu lelah untuk menggosok sabun sendiri” ujarku tersengal2 pelan.

“berapa kalipun aku akan dengan senang hati menyabunimu” dia menciumku lagi.

“hei, Minho” bisikku. menghentikan ciumannya dan menatapnya.

“yah” balasnya menatapku.

“selamat ulang tahun” aku tersenyum.

“aku mencintaimu Taemin” kami pun berciuman lg.

Dan sepertinya acara bercinta kami akan masih berlanjut entah sampai kapan. Tapi kenapa tidak, toh aku menyukainya, aku senang bercinta dengan seseorang yg aku cintai. Choi Minho tahukah kau betapa aku tergila2 padamu. Aku harap kau dapat mendengar jeritan hatiku yg menggebu2 karenamu ini. Bahkan setiap respon tubuhku padamu adalah ungkapan cintaku padamu. Tolong Dengarkanlah.

~Choi Minho, aku mencintaimu~

~The End~

Comments on: "[FF] The Code of Vulgar [Bloody NC] – 2Min" (22)

  1. CutieShawoll said:

    onnn.. ya ampunn.. hrus tobattt lg nihhh.. huhhhh.. g’ bsa ngmong pa2 lg.. hheh..
    good job !

    • huaha , kamu ini .
      ini bukan FF aku . ini FF orang yang aku masukin blog aku . aku udah minta ijin ke dia dan dia ngasih . aku suka FFnya makanya aku share . padahal aku belum baca nih XD ntar malem baca ahh~
      kamu masih kecil , TOBAT !

  2. CutieShawoll said:

    oooo.. :O..
    aku kra pnya onn gek.. iya.. bgs.. ihh.. onni skax bca kyk gni mlm2.. hiii.. aku jg bcax kmrn mlm2 gtu sih.. hhhehe.. iya onn.. aku bklan tobat.. nnti deh.. hhe..

  3. asiikk,,,keren,,,haha

  4. sintaa88 / choiryuna said:

    So sweet bgt taemin dia tetep nungguin minho ahaha..
    Rasanya pengen mukul (?) Mantan pacarnya minho bikin kesel ihh ckck

  5. Rasanya melayang baca ff ini,

  6. Nyahaha.. Jadi tergila sama 2min aku. Kalian romance abis sih, apalagi hot. Omo~

  7. Dyna rahmatika said:

    Malem2 emang plng enak baca nc .. Hhahaha

    I like I like!!

  8. zhewie c'shawolshinee said:

    omo….hot hot hot summer…hehe..
    Ya ampun 2min pd pervet… >.<

  9. sari_2min said:

    ciahhhhh… i like 2min….
    reader baru ne thor…
    iseng buka google..
    mw cari ff kyumin…
    eh ketemu ne wp..
    hihihi

  10. BananaEunyu23 said:

    Smua NCnya aq skip.. abisnya aq gak sanggup bacanya 😀
    Tp ini serius.. -_-‘a
    Ceritanya bagus.. gus.. guuuusss

  11. H0T bgt thor.!!
    Gila, aq mimisan.

  12. JeongSangHwa said:

    keren….aku kira yang punya blog yang bikin

  13. bagus.., walau rada nyesek pas si taemin cuma jadi pelampiasan,tapi.. i like this ff.. :3

  14. Hey thor,,ini keren thor tapi demi apapun aku gak suka ada yeoja ntu aku kecewa sebagai seorang fujoshi akutt and yadongers pastinya

  15. hyun hyo said:

    wah aku ngubek2 google nyasar ke sini,,,
    Ff nya kece,,, 2min.a so sweet banget :*
    Aku jd iri,,,, minho kita tukeran yuks 🙂

  16. ayu cinta tao bbypanda *duizzang* said:

    kyaaaa(tepar)
    aigooo hot bgeeetzzzz, post ud lma eah,ni g sngja nemuu,,,
    smph tu cwe’mrahan bgt,jablay
    hehe
    skrg udh g bs nemu ff 2min bru,hikzz
    pdhl q 2min shippr jg loch(kga ada yg nnya),ada ff2min lg g?

  17. sung rae ra said:

    keren

  18. Waaah ffnya mantepp loh,,mereka so sweeet,,sampein ke penulis aslinya good job ~.^

  19. seru thor apa lagi gw baca pas malem minggu sesuatu gitu *plaaak*ya udah thor lanjutan nya pake nc30 aja #otak yadong aktif lagi nih ==a

  20. seru thor apa lagi gw baca pas malem minggu sesuatu gitu *plaaak*ya udah thor lanjutan nya pake nc30 aja #otak yadong aktif lagi nih ==a

Tinggalkan Balasan ke Anyul Batalkan balasan